Sejarah Hari Pendidikan Nasional Yang Jatuh Pada Tanggal 2 Mei

13 Mei, 2024 0 Views Disdik Papua Tengah dinas pendidikan papua tengah Waspada Penipuan Papua Tengah

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tanggal 2 Mei. Meski tak ditetapkan sebagai hari lubur Nasional, Hardiknas menjadi salah satu hari bersejarah yang juga bertepatan dengan Hari ulang tahun bapak pendidikanan Indonesia Randen Mas Suwardi Suryaninggrat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kihajar Dewantra.

 

Sejarah Hardiknas 

Pemerintah menetapkan 2 Mei sebagai Hardiknas untuk pertama kali pada 16 Desember Tahun 1959, yang tertuang dalam keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959, tentang hari-hari Nasional yang bukan hari libur dan ditanda tangani oleh Presiden Soekarno.

sejatinya, hardiknas ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk memperingati hari kelahiran bapak pendidikan Indonesia Kihajar Dewantara. Kihajar Dewantara sendiri lahir dari latar belakang keluarga ninggrat yang menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang hanya memperbolehkan anak anak keturunan belanda dan orang kaya saja yang boleh mengenyam pendidikan.

Kritikan itu menyebabkan ia beserta kedua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemoe diasingkan ke Belanda, dan sikenal dengan sebutan Tiga serangkai.

Kemudian, setelah pulang dari pengasingan Kihajar Dewantara lantas mendirikan sebuah lembaga belajar yang diberi nama Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Berkat kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, Kihajar Dewantara kemudian ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan setelah Indonesia meraih kemerdekaan.

Kihajar Dewantara yang lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1989 sempat mengenyam pendidikan dasar di STOVIA namun tidak tamat karena sakit. hingga akhirnya ia menjadi seorang jurnalis di beberapa media surat kabar seperti, DE Express, Kaum Muda, dan utusan Hindia.

Kihajar Dewantara mempunyai 3 semboyan Jawa yang diterapkannya dalam dunia pendidikan seperti berikut ini: 

1. Ing ngarsa sung tulada yang berarti, di depan, seorang pengajar harus memberi teladan atau contoh yang baik.

2. Ing madya mangun karsa yang berarti ditengah atau diantara murid harus menciptakan ide dan prakarsa.

3. Tut wuri handayani yang berarti dari belakang guru guru harus mampu memberikan pertolongan dan arahan.

Seraya dengan peringatan Hardiknas pada 2 Mei 2024, Kemendikbudristek juga menetapkan Mei 2024 sebagai Bulan merdeka belajar. Selain itu, instansi pusat, daerah, satuan pendidikan dan Kantor perwakilan RI di luar negeri diimbau untuk memeriahkannya secara kreatif menjaga dan membangkitkan semangat belajar serta mendorng partisipasi publik.

Kemendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan, merdeka belajar telah menjadi gerakan besar bagi wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia. sudah menurutnya, saat ini anak-anak Indonesia sudah berani bermimpi, mahasiswa sudah siap untuk berkarya di luar Kampus.

"Kita sudah melihat, para guru sudah berani mencoba hal-hal baru karena mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya" kata menteri dikbud ristek tersebut dalam pidatonya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Juga Berita Lainnya
Berita Terbaru

Jl. Pepera No.11, Siriwini, Nabire Papua, Kabupaten Nabire, Papua 98815

Kontak Kami

Jl. Pepera No.11, Siriwini, Nabire Papua Tengah 98815

disidikpateng@info.com

+62 85 226 213 902

© Copyright 2023. All Rights Reserved Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah